Di negeri kita, sepeda motor adalah alat transportasi favorit. Jauh
dekat, bahkan dekat sekali lebih mengutamakan naik motor daripada jalan
kaki.
Bahkan sekarang anak-anak kecil yang masih duduk di bangku kelas 3 SD
pun sudah biasa naik sepeda motor. Mereka seperti lupa bahwa alat
transportasi beroda dua ini sangat bisa untuk membunuh.
Pernah saya mendapati ada orang tua yang merasa malu anaknya belum bisa naik sepeda motor, padahal anaknya masih SMP dan pernah terlibat kecelakaan bermotor. Si anak mungkin trauma, tapi si orang tua merasa anaknya bodoh. Lha hubungane opo jal?
Bahaya utama dari sepeda motor adalah keseimbangan. inti dari naik
sepeda motor adalah menjaga keseimbangan. Apapun motornya, matik kek,
moge kek, bebek kek
Saat sebuah motor sudah berjalan, keseimbangan mudah di dapat dan sekaligus mudah hilang jika pengendaranya tidak terampil.
Terutama jika bobot sepeda motor lebih berat daripada pengendara. Ditambah fisik pengendara yg masih bocah dan belum terampil.
Jika pengendara masih bocah, saat motor melaju pelan lebih mudah
kehilangan keseimbangan. Saat motor melaju dengan kecepatan tinggi juga
akan kesulitan mengontrolnya.
Apalagi jika tidak dibarengi dengan kematangan emosi, karena menurut
penelitian di Amerika sono: saat manusia mengendarai sepeda motor, 90%
otaknya dikuasai emosi, nagh jika masih labil maka yang muncul? ya jiwa
ababil enggak berotak. bukan responsible riding. asal selap selip.
Jadi enggak heran ketika berkendara mudah tersulut emosi, lebih
berbahaya jika ditambah jiwa labil, karena mudah kehilangan
fokus/kontrol keseimbangan.
Maka kalau marah saat berkendara ya gampang njlungep (nyungsep), lha wong fokusnya melampiaskan marah.
Jadi bila lagi marah ya jangan dilampiaskan dengan berkendara. Salah-salah bisa dimarahi sama malaikat maut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar